“Basic motor balap kan sama saja. Bedanya kalau drag enggak utamakan endurance dan road race harus perhatikan ketahanan,” bilang Nicko Suardi, mekanik yang kebagian seting. Nah, berbekal filosofi tersebut, Nicko terapkan di motor yang kala itu dibesut Musa Ucrit.
Spek besutan road race, didapat Nicko lewat aplikasi piston 55,25 mm dan stroke 54 mm yang pinggirnya dibikin mendem 0,5 mm. Kombinasi ini menghasilkan rasio kompresi 13,2 : 1. Dengan kapasitas silinder jadi 129,39 cc atau dibulatkan jadi 130 cc sesuai regulasi.
Untuk mendorong klep in 28 dan ex 23 aplikasi kem dengan durasi extra tinggi. In dan ex dibuat sama, 282 derajat. Hal ini bikin klep in membuka 35 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 67 setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan katup buang membuka 64 derajat sebelum TMB dan menutup 36 derajat setelah TMA.
Kuncian spek road race bisa ngacir di trek lurus, terdapat dimaping pengapian yang dibikin Nicko. “Api dibikin meletik 38,5 derajat sebelum TMA. Caranya tinggal maping di CDI Kawahara yang sudah programable,” terangnya. Ini bedanya spek road race dan drag bikes.
Untuk berlari 201 meter, dicangkok rasio gigi 1 14/34, 2 18/30, 3 21/28 dan 4 23/26 mata. Final gear 13/33. Saat dynotest power terbaca 24 dk dan torsi 18 Nm. Peak power ada digasingan 12.180 rpm. Untuk mulus saat pindah gigi, Mycron diseting menyala di gasingan 13.000 rpm, limiter dibikin di 14.500 rpm.
Saat dibesut Musa Ucrit di Sentul dengan jarak 201 meter tembus 8,41 detik. “Saat start, engine harus dalam kondisi pas. Suhu optimal engine 80 derajat untuk siap diajak race,” bilang Nicko dari Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 42 Ciledug, Tangerang. (motorplus-online.com)
0 komentar:
Post a Comment